Konon pada masa Kerajaan Galunggung pada abad XV–XVI, lembah Kampung Naga adalah tempat persembunyian Singaparana yang diyakini sebagai leluhur masyarakat Naga. Singaparana ditugaskan untuk menjaga pusaka kerajaan dari incaran pemberontak. Untuk itu ia mewarisi ilmu kebodohan dari ayahnya. Dipilihnya suatu tempat di kaki bukit di tepi Sungai Ciwulan yang tersembunyi dikelilingi bukit-bukit. Di tempat ini sungai, mata air, hutan, tanah yang subur, dan udara yang segar menunjang kelangsungan hidup perkampungan.
Kebodohan masyarakat Naga dapat diartikan sebagai kebersahajaan sehingga tidak timbul keinginan berlebih dalam memenuhi kebutuhan hidup. Keadaan ini diharapkan dapat melindungi masyarakat Naga dari pengaruh luar yang dapat menggeser nilai-nilai kehidupan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar